“Aduhhh, perut aku sakit banget nih. Biasa, lagi PMS.”
“Ah, biasa nih kalo lagi PMS, perut perih banget serasa keram. Bawaannya pengen tidur mulu…”
Kata-kata
tadi sangat sering terlontar oleh para perempuan terutama yang sudah mengalami
masa pubertas. Sadarkah Anda, bahwa ada yang salah dari ucapan-ucapan mereka
tersebut?
Banyak orang
salah mengartikan apa itu PMS. Padahal, PMS atau Pre menstrual Syndrome (Sindrom Pra-Haid) itu terjadi sebelum masa menstruasi dimulai. Dilihat
dari namanya saja, “Pre”, atau “sebelum”, itu berarti sindrom-sindrom tersebut
terjadi sebelum masa haid, bukan pada saat haid.
PMS atau Pre Menstrual Syndrome adalah kumpulan gejala fisik,
psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita (terkait
bukan berarti terjadi pada saat haid). Gejala tersebut dapat diperkirakan dan
biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi.
Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut
setelahnya (setelah pendarahan selesai).
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan
sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang
lumrah bagi wanita usia produktif. PMS memang kumpulan gejala akibat
perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel
telur dari ovarium) dan haid. Sindrom
itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah
selesai haid.
PMS bisa ditandai dengan munculnya jerawat karena sekresi
minyak yang berlebihan pada masa pra-menstruasi, emosi lebih tidak terkontrol,
lebih mudah tersinggung, dan hal-hal lainnya yang menyangkut masalah psikologis
perempuan. Jadi, kalau misalnya Anda mengatakan bahwa beberapa teman perempuan
Anda itu jutek, atau galak…itu tandanya dia sedang mengalami PMS. Atau emang
dasarnya temperamental, hehe.
Mungkin, rasa perih yang Anda maksud disini adalah Dysmenorrhea.
Dysmenorrhea
adalah nyeri pada daerah panggul akibat
menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami haid pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada
beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Prostaglandins
dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini
meningkat dan begitu haid terjadi, tingkat prostaglandin menurun. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari pertama
haid.
Dysmenorrhea terbagi
jadi dua yaitu primer atau sekunder, primer murni karena proses kontraksi rahim
tanpa penyakit dasar sebagai penyebab. Sedangkan dysmenorrhea sekunder
disebabkan selain proses haid dan produksi prostaglandin secara alami. Ciri
khasnya nyeri haid tidak berkurang pada hari-hari haid selanjutnya. Penyebab
dysmenorrhea sekunder antara lain: endometriosis
dan fibroids (miom).
Jadi, yang Anda alami selama masa menstruasi itu
adalah Dysmenorrhea, bukan Sindrom
Pra-Haid. Jika Anda mengalami nyeri pada perut bagian bawah pada saat haid, itu
terjadi karena peluruhan pada dinding rahim, namun, jika nyeri pada perut
terasa berlebihan, bahkan ada yang sampai pingsan dan tidak dapat beraktivitas
normal, sebaiknya Anda cek ke dokter kandungan. Adanya miom, endometriosis
(radang endometrium, atau sering disebut ‘kista’), mungkin menjadi salah satu
penyebab mengapa ketika haid dan tidak sedang haid, perut bagian bawah Anda
mengalami rasa sakit dan nyeri yang luar biasa.
Dengan tulisan ini semoga Anda tidak lagi salah
mengartikan apa PMS itu sebenarnya, dan meletakkan kata “PMS” di kalimat yang
tepat. Terkadang saya sedikit emosi melihat orang yang salah mengartikan apa PMS itu, hehe. Dan di sini saya mencoba meluruskan pemahaman Anda. Semoga bermanfaat.
Catatan: yang menulis tulisan ini kontributor cewek kok, jadi
jangan heran. Lalala. *goyang gayung*
Semua gangguan yang menyangkut organ reproduksi wanita,memang sangat menghawatirkan,harus ditangani dengan segera..
BalasHapus