Berikut beberapa Peninggalan Tsunami di Aceh
1. Kapal Nelayan Terdampar
Saat tsunami, kapal nelayan ini terseret hingga akhirnya terdampar di atap rumah warga di desa Lampulo Banda Aceh.
Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tsunami oleh warga desa Lampulo. Para warga pun diminta menghentikan seluruh kegiatan pada hari peringatan untuk berdoa bersama.
Kini, kapal nelayan ini dijadikan objek wisata oleh warga sekitar. Selama ini pun, kapal nelayan ini tidak terawat sama sekali. Bahkan, pemerintah Aceh pun tidak memanfaatkan lokasi tersebut serta tidak memberikan bantuan biaya perawatan.
2. Kapal PLTD Apung I
Kekuatan gelombang tsunami memang begitu dahsyat sehingga kapal berbobor 2.600 ton dengan panjang 63 meter dan luas 1.600 meter persegi bisa terseret sejauh 5 kilometer dari Pelabuhan Ulee Lheue hingga terdampar di kampung Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.
Kapal ini dulu merupakan pemasok listrik kotamadya Aceh dan Ulee Lheue. Sebelum berlabuh di Aceh, kapal ini dioperasikan di Kalimantan Barat
Kini, kapal ini menjadi objek wisata. Nilai historis yang terdapat pada kapal ini menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan dan Jackie Chan pernah berkunjung kesini. Sayang, masih banyak tangan usil yang mencoret-coret dinding kapal.
3 Museum Peringatan Tsunami
Museum Tsunami Aceh adalah museum yang didirikan untuk mengenang gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2006 serta menjadi pusat pendidikan mengenai tsunami. Museum ini didesain oleh arsitek ITB.
Museum ini sendiri berbentuk seperti kapal. Di dalamnya terdapat simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami, serta foto-foto dan nama-nama korban dan juga kisah dari korban selamat.
Itulah 3 dari sekian banyak Peninggalan Tsunami di Aceh.
sepertinya PLTD Apung akan menjadi landmark terbaru bagi Banda Aceh :)
BalasHapusbenar. sekarang sudah dijadikan tempat wisata kok hehe
BalasHapus